Hubungi Kami
- JL. Kyai Tapa No. 1 Grogol
- Jakarta Barat, Indonesia
- Phone:
- (62-21) 566 3232
- Official Universitas Trisakti:
- (+62) 813-1530-9978
- Whatsapp:
- (+62) 882 194 856 74
- (+62) 877 707 077 03
- Fax: (62-21) 564 4270
- Email: humas@trisakti.ac.id
Jakarta, 6 September 2024 ā Program Magister Arsitektur dan Magister Teknik Sipil menyelenggarakan kuliah perdana bagi mahasiswa baru semester gasal 2024/2025 dengan tema “Architectural Encounters in Asia Pacific: Built Traces of Intercolonial Trade, Industry, and Labour (1800sā1950s).” Kuliah ini dipresentasikan oleh Amanda Achmadi, Associate Professor in Architectural Design dari Faculty of Architecture, Building and Planning, University of Melbourne.
Kuliah yang diadakan di Auditorium Utama tersebut disambut antusias oleh mahasiswa baru, dosen, dan tamu undangan. Amanda Achmadi memaparkan Topik “Architectural Encounters in Asia Pacific: Built Traces of Intercolonial Trade, Industry, and Labour (1800sā1950s)” mengupas pengaruh besar perdagangan, industri, dan tenaga kerja antar-kolonial terhadap perkembangan arsitektur di kawasan Asia Pasifik selama abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20. Kolonialisme menggerakkan interaksi budaya dan teknologi antara wilayah-wilayah kolonial yang menghasilkan bangunan dengan karakter unik. Struktur-struktur ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen fisik, tetapi juga simbol hubungan sosial, ekonomi, dan budaya yang berkembang di tengah dominasi kolonial.
Amanda Achmadi, seorang ahli di bidang desain arsitektur, menggarisbawahi bagaimana arsitektur dalam konteks kolonial ini merefleksikan perjalanan dan integrasi elemen-elemen budaya, politik, dan ekonomi. Misalnya, bangunan-bangunan industrial atau komersial di wilayah pesisir Asia Pasifik mencerminkan perubahan sosial akibat migrasi pekerja dan arus perdagangan. Achmadi juga menekankan pentingnya memahami warisan ini sebagai cerminan dari dinamika global pada masa kolonial.
Pengaruh perdagangan antar-wilayah kolonial membawa perubahan signifikan dalam struktur urban di banyak kota di Asia Pasifik. Selain sebagai pusat ekonomi, bangunan-bangunan ini juga menjadi simbol dominasi kolonial dan interaksi antarbudaya yang kompleks. Pemahaman mengenai arsitektur kolonial di Asia Pasifik menawarkan wawasan mengenai cara-cara di mana kekuatan ekonomi, sosial, dan politik membentuk lanskap arsitektur yang masih bisa dilihat hingga kini.
Acara ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian penyambutan mahasiswa baru Program Magister Arsitektur dan Teknik Sipil, yang bertujuan untuk memberikan wawasan dan inspirasi mengenai perkembangan ilmu arsitektur dan teknik sipil dari perspektif global. Kuliah perdana ini diharapkan dapat memicu minat mahasiswa untuk mengeksplorasi lebih jauh tentang arsitektur lintas budaya dan sejarah sebagai bagian dari kajian akademik mereka.
Dengan dihadirkannya pemateri dari universitas terkemuka seperti Amanda Achmadi, diharapkan para mahasiswa baru dapat terinspirasi untuk mengembangkan penelitian yang berkontribusi bagi dunia akademik dan industri arsitektur serta teknik sipil di masa depan.